Pages

Penelusuran Benang Merah II - BAB 7

KESIMPULAN

KAMI semua telah diperingatkan untuk menghadiri sidang pada hari Kamis, tapi sewaktu Kamis tiba, kami ternyata tidak perlu lagi memberikan kesaksian. Hakim yang Agung telah mengambil alih kasus ini, dan Jefferson Hope telah dipanggil untuk menghadap sidang pengadilan yang seadil-adilnya. Pada malam ia tertangkap, jantungnya pecan, dan pagi harinya ia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Ia berbaring di lantai sel dengan senyum damai di wajahnya, seakan-akan saat maut menjemputnya, ia mampu melihat kembali kehidupannya dan merasa hidupnya telah berguna, pekerjaannya telah diselesaikan dengan baik.

"Gregson dan Lestrade akan mengamuk karena kematiannya," kata Holmes saat kami membicarakan hal itu pada malam harinya. 

"Di mana mereka menampilkan iklan besarnya?"

"Mereka kan memang nggak berperan dalam penangkapan Jefferson Hope...” ujar ku.

"Apa pun yang kaulakukan di dunia ini tidaklah penting," kata temanku dengan pahit. "Yang penting, kau bisa membuat orang-orang percaya bahwa itu hasil kerjaanmu! Tidak apa," lanjut Holmes dengan lebih ceria, setelah diam sejenak. "Aku sudah merasa beruntung dapat menyelidiki kasus ini dan memecahkannya. Ini kasus terbaik yang pernah kutangani. Meskipun sederhana, ada beberapa hal yang sangat instruktif dalam kasus ini."

"Sederhana!" teriakku.

Penelusuran Benang Merah II - BAB 6

LANJUTAN DARI CATATAN HARIAN DR. JOHN WATSON

PERLAWANAN hebat yang dilakukan tawanan kami ketika hendak ditangkap tampaknya tidak serta-merta membuat sikapnya juga brutal terhadap kami. Setelah menyadari dirinya tidak berdaya, pria itu malah tersenyum sopan dan mengatakan semoga tak ada yang terluka di antara kami.

"Kurasa kau akan membawaku ke kantor polisi," katanya kepada Sherlock Holmes. "Keretaku ada di bawah. Kalau kau melepaskan ikatan kakiku, aku bisa berjalan sendiri. Tubuhku tidak seringan dahulu."

Gregson 'dan Lestrade bertukar pandang, seakan-akan mereka menganggap permintaan ini sangat lancang, tapi Holmes seketika itu mempercayai kata-kata tawanan tersebut dan melepaskan handuk yang mengikat pergola-ngan kakinya. Pria itu lalu bangkit dan meregangkan kaki, sepertinya ia ingin memastikan bahwa ikatan di kakinya telah lepas. Aku memperhatikannya dan berpikir, jarang sekali aku melihat pria sekekar ini. Wajahnya yang cokelat akibat terbakar matahari memancarkan ekspresi kebulatan tekad serta semangat yang sama tangguhnya dengan kekuatan fisiknya.

Penelusuran Benang Merah II - BAB 5

MALAIKAT PEMBALAS

SEPANJANG malam mereka berjalan melewati ngarai-ngarai yang berliku dan jalan-jalan setapak yang dipenuhi bebatuan. Lebih dari sekali mereka tersesat, tapi pengetahuan Hope yang mendalam tentang pegunungan memungkinkan mereka untuk menemukan jalur yang benar. Sewaktu fajar merekah, pemandangan yang indah sekaligus buas, membentang di depan mereka. Ke mana pun mereka menatap, tampak puncak-puncak yang tertutup salju, Saling mengintip dari bahu ke bahu lainnya, hingga ke kaki langit. Begitu curam lereng-lerengnya sehingga semak-semak dan pinus seperti menjuntai pada pucuknya, dan hanya perlu diembus angin untuk roboh menimpa mereka. Kekhawatiran tersebut bukan sepenuhnya ilusi, karena lembah gersang itu dipenuhi pepohonan dan bongkahan-bongkahan batu yang telah jatuh karena angin. Bahkan saat mereka melintas, sebongkah batu tiba-tiba bergulir menggemuruh ke sungai kering dan mengejutkan kuda-kuda mereka yang kelelahan.

Matahari perlahan-lahan menanjak di kaki langit timur, puncak-puncak pegunungan itu "menyala" satu demi satu hingga semuanya tampak kemilau. Pemandangan yang mengagumkan itu menambah semangat ketiga pelarian dan menimbulkan tenaga baru. Di sebuah sungai yang mengalir deras mereka berhenti dan memberi kuda-kuda mereka kesempatan minum, sementara mereka sendiri menyantap sarapan dengan tergesa-gesa. Lucy dan ayahnya ingin beristirahat lebih lama, tapi Hope bersikap tegas.

Penelusuran Benang Merah II - BAB 4

PELARIAN DEMI KEHIDUPAN

SEHARI setelah percakapannya dengan Nabi, John Ferrier pergi ke Salt Lake City menemui temannya yang hendak menuju Pegunungan Nevada. Ia menitipkan pesan untuk Jefferson Hope, bahwa pemuda itu harus segera kembali karena mereka menghadapi masalah besar. Setelah melakukan hal itu Ferrier merasa bebannya berkurang, dan ia pulang dengan hari lebih gembira.

Saat mendekati tanah pertaniannya, ia terkejut melihat kuda-kuda yang diikat ke kedua tiang gerbangnya. Lebih terkejut lagi sewaktu memasuki rumahnya dan melihat dua orang pemuda berada di ruang duduknya. Pemuda yang berwajah panjang dan pucat duduk santai di kursi goyang dengan kaki diangkat ke atas tungku. Temannya, pemuda berleher tebal dan berwajah tembam, berdiri di depan jendela dengan tangan di saku sambil menyiulkan himne yang populer. Keduanya mengangguk kepada Ferrier saat ia masuk, dan pemuda di kursi goyang pun memulai berbicara.

"Mungkin kau tidak mengenal kami," ujarnya. "Ini putra Tetua Drebber, dan aku Joseph Stangerson yang menjelajahi padang pasir bersamamu sewaktu Tuhan mengulurkan tanganNya dan mengumpulkanmu bersama domba-domba Nya yang Sejati."

Penelusuran Benang Merah II - BAB 3

JOHN FERRIER BERBICARA DENGAN NABI

TIGA minggu berlalu sejak Jefferson Hope dan teman-temannya pergi dari Salt Lake City. John Ferrier merasa cemas menantikan kepulangan pemuda itu dan memikirkan ia akan kehilangan putri angkatnya. Sekalipun begitu, wajah putrinya yang cerah dan bahagia membuat Ferrier yakin bahwa keputusannya tidak keliru. Selama ini ia memang telah membulatkan tekad untuk tidak mengizinkan putrinya menikah dengan seorang Mormon. Menurutnya pernikahan seperti itu sama sekali bukan pernikahan, melainkan hubungan yang hina dan memalukan. Meskipun doktrin-doktrin Mormon yang lain dapat diterimanya, untuk satu hal ini ia benar-benar tak bisa bertoleransi. Tapi tentu saja ia cukup bijak untuk menutup mulutnya rapat-rapat, karena menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan kepercayaan mereka merupakan tindakan yang berbahaya pada hari-hari itu di Tanah Orang Suci.

Ya, tindakan yang berbahaya—begitu berbahaya sehingga mereka yang paling saleh pun hanya berani membisikkan pendapat-pendapat mereka. Semua orang merasa cemas, kalau-kalau ada ucapan mereka yang disalahtafsirkan, dan menimbulkan pembalasan seketika terhadap mereka. Umat korban penganiayaan yang telah mengembara sekian lama, sebelum sampai ke Tanah Orang Suci ini, sekarang telah berubah menjadi penganiaya—penganiaya yang luar biasa kejam. Inquisition Seville, Vehmgericht Jerman, ataupun Mafia Italia tak mampu menandingi kekejaman organisasi rahasia yang saat itu beroperasi di Utah.

Penelusuran Benang Merah II - BAB 2

BUNGA UTAH



BUKAN tempatnya untuk menceritakan cobaan dan penderitaan yang dialami oleh para imigran Mormon sebelum mereka sampai ke persinggahan terakhir. Dari pantai Mississippi ke lereng sebelah barat Rocky Mountains, mereka berjuang dengan keteguhan yang hampir tak ada tandingannya di dalam sejarah. Manusia buas, binatang buas, kelaparan, kehausan, kelelahan, dan penyakit - setiap hal yang dapat menjadi rintangan dan dapat menghalangi perjalanan - semuanya diatasi dengan gigih oleh para Anglo-Saxon (kaum Inggris lama). Namun masih saja perjalanan panjang dan terror yang bertubi-tubi mengguncang ketegaran hati mereka. Tidak ada seorang pun yang tidak berlutut ikhlas dan berdoa ketika mereka melihat Lembah Utah yang luas bermandikan sinar matahari, sambari mendengar pidato pemimpin mereka bahwa ini adalah tanah yang telah dijanjikan, serta tanah yang luas dan belum pernah dijamah, yang akan mereka miliki selama-lamanya. 

Young dengan cepat membuktikan dirinya sebagai administrator ulung seperti halnya pemimpin yang tegas. Map dan perencanaan pun disiapkan, di mana kota masa depan di-sketsa-kan. Semua wilayah dibagi dan dialokasikan untuk masing-masing individu dengan proporsi yang adil. Saudagar meletakkan barang dagangannya dan para pengrajin memenuhi panggilannya. Jalanan kota dan bangunan berdiri bagaikan sihir. Desa itu dialiri dan dipagari, dan lahan tanaman di buka serta ditanami, sampai musim panas berikutnya tanaman gandum di desa itu sudah terlihat menguning. Segala hal di pemukiman aneh itu menjadi makmur. Lebih dari itu, Kuil agung yang mereka didirikan di pusat kota tumbuh lebih tinggi dan lebih besar daripada sebelumnya. Sepintas lalu, dari fajar sampai senja, dentuman palu dan suara garau gergaji tidak pernah absen dari monumen yang didirikan oleh imigran untuk-Nya, yang telah memimpin mereka melewati berbagai bahaya. 

Penelusuran Benang Merah II - BAB 1

Negeri Orang-orang Suci



DI TANAH ALKALI YANG LUAS

DI tengah Benua Amerika Utara terletak gurun yang gersang dan memuakkan, yang telah lama menjadi hambatan kemajuan peradaban. Dari Sierra Nevada ke Nebraska, dan dari Sungai Yellowstone di utara ke selatan Colorado, terdapat suatu daerah yang terisolasi dan sunyi. Alam tidak selalu ramah di wilayah suram ini. Gunung yang menjulang tinggi dan diselimuti salju, dan lembah suram yang gelap. Ada sungai yang mengalir deras yang menembus batas wilayah; dan terdapat dataran yang luas, yang pada musim dingin berwarna seputih salju, dan berdebu garam alkali pada musim panas. Mereka semua tetap begitu, namun itulah karakteristik umumnya; ketandusan, ketakramahan, dan penderitaan. 

Tidak ada penduduk negeri ini yang putus asa. Segelintir juru gadai atau pengelana, sesekali menjajah dalam rangka berburu bahan tambang, namun, si pemberani yang paling tabah lah yang senang melihat pesona yang hilang dari dataran ini, di padang rumput tanpa pepohonan untuk kesekian kalinya. Anjing hutan mengendap-endap di antara semak belukar, hewan semacam elang dengan enggan mengepakan sayapnya melintasi udara, dan hewan semacam beruang dengan berat melangkah melewati jurang yang gelap, dan mengais rezeki di antara bebatuan. Mereka adalah satu-satunya penghuni gurun ini. 

Di dunia ini, tidak ada daerah yang sesuram lereng bahagian utara di Sierra Blanco. Sejauh mata memandang hanya terdapat tanah datar yang luas, semua dilapisi dengan debu alkali, dan dipisah oleh semak pendek chaparral. Hampir di disepanjang kaki langit terbentang jajaran puncak gunung, puncaknya yang tidak datar dihiasi bintik-bintik salju. Di negara sebesar ini tidak ada tanda-tanda kehidupan, maupun yang menyangkut hidup. Tak ada burung di langit biru, tak ada gerakan di atas tanah yang kusam, hanya ada warna abu-abu yang menyelimuti tanah, keheningan absolut. Mendengar suara adalah hal yang jarang terjadi, tidak ada bayangan suara di belantara yang luas ini; tidak ada apa-apa kecuali keheningan.

Penelusuran Benang Merah I - BAB 7

CAHAYA DALAM KEGELAPAN



HASIL penyelidikan yang di sampaikan Lestrade merupakan informasi yang sangat penting dan mengejutkan bagi kami bertiga, sungguh tak terduga. Gregson terperanjak dari kursi dan menumpahkan sisa whisky dan airnya. Aku terbelalak pada Sherlock Holmes dalam kesunyian, bibirnya tertekan dan di atas matanya terlihat keningnya mengkerut.

"Stangerson juga!" ia berkomat-kamit. "Alur cerita semakin rumit."

"Sebelumnya sudah cukup rumit," gerutu Lestrade, sambil menarik kursi. "Tampaknya aku harus menyerahkan kasus ini ke mahkamah militer."

"Apa kau… Apa kau yakin atas hasil penyelidikan ini?" kata Gregson dengan suara yang gagap.

"Aku baru saja dari kamarnya," kata Lestrade. "Aku orang pertama yang melihat apa yang telah terjadi."

"Kita telah mendengar pandangan Gregson menyangkut kasus ini," Holmes mengamati. "Maukah kau memberithau kami apa yang sudah kau lihat dan kau lakukan?"

"Aku tak keberatan," jawab Lestrade, dari tempat duduknya. "Ku akui bahwa aku sependapat dengan opini tentang Stangerson menyangkut kematian Drebber. Perkembangan baru kasus ini membuktikan bahwa perkiraanku sepenuhnya salah. Dengan satu gagasan, aku ingin tahu apa yang terjadi pada sang sekretaris. Mereka tadinya terlihat bersama-sama di Euston Station sekitar pukul setengah sembilan pada malam ke tiga. Paginya, pada pukul dua, Drebber ditemukan tewas di Brixton Road. Pertanyaan yang ada di kepalaku adalah apa yang sedang dikerjakan Stangerson antara pukul 8:30 sampai dengan waktu terjadinya pembunuhan, dan setelahnya. Aku mengirim telegraf ke Liverpool, dan memberikan deskripsi mengenai orang ini, dan memperingatkan mereka untuk mengawasi kapal Amerika itu. Kemudian aku melanjutkan penyelidikanku dengan menghubungi semua hotel dan rumah penginapan di sekitar Euston. Kau tahu kan..., aku beranggapan jika Drebber dan rekannya telah terpisah, secara naluriah mereka akan mencari penginapan terdekat untuk satu malam, dan kemudian melanjutkan perjalanan esok paginya."

"Mungkin mereka janjian bertemu di suatu tempat," kata Holmes.

Penelusuran Benang Merah I - BAB 6

TOBIAS GREGSON MEMAMERKAN KEBOLEHANNYA

SURAT KABAR hari berikutnya penuh dengan ‘Misteri Brixton,’ begitu mereka menyebutnya. Masing-Masing memiliki cerita sendiri, dan beberapa kepala berita ditambah-tambahkan. Ada beberapa informasi yang menurutku baru. Aku masih menyimpan sejumlah kliping dan intisari mengenai kasus ini di bukuku. Berikut ini adalah beberapa ringkasannya:

Telegraf harian menyebutkan bahwa dalam sejarah kejahatan, jarang terjadi tragedi yang menonjolkan orang asing. Nama jerman dari korban, ketidakhadiran dari semua motif lain, dan ancaman yang tertulis di atas dinding, semuanya menunjukan tindakan seorang narapidana politik dan seorang revolusioner. Orang-orang sosialis memiliki banyak pengikut di Amerika, dan korban adalah salah satunya, tentu saja, meninggalkan catatan kriminal yang tak tertulis, dan jejak mereka telah dihilangkan. Sepintas lalu, menurut Vehmgericht, Aqua Tofana, Carbonari, Marchioness de Brinvilliers, teori Darwinian, prinsip Malthus, dan pembunuhan di Ratcliff Highway, artikel ini menyimpulkan, dengan anjuran pemerintah dan advokasi Inggris, untuk berwaspada terhadap orang asing.

Komnetar standard mengenai fakta ini adalah bahwa ketidakpatuhan pada hukum biasanya terjadi di bawah pemerintahan Liberal. Mereka muncul dari penyakit masyarakat, dan kelemehan otoritas. Korban adalah orang Amerika yang tengah bermukim di sini selama beberapa minggu. Ia tinggal di rumah sewa Nyonya Charpentier, di Torquay Terrace, Camberwell. Dalam perjalanannya Ia ditemani oleh sekretaris pribadinya, Mr. Joseph Stangerson. Keduanya berpamitan kepada wanita pemilik pondokan pada hari Selasa, tanggal 4, dan pergi ke Setasiun Euston dengan mengatakan bahwa mereka akan mengejar Liverpool express. Kemudian mereka terilihat bersama-sama di platform tersebut. Tidak ada yang mengenali mereka sampai ditemukannya mayat Mr. Drebber, seperti yang tertulis, di dalam sebuah rumah kosong di Brixton Road, beberapa mil dari Euston. Bagaimana ia bisa di sana? atau, bagaimana ia bertemu ajalnya? adalah pertanyaan yang masih menyelubungi misteri ini. Tidak ada yang tahu ke mana perginya Stangerson. Kita bisa lega mengetahui bahwa Mr. Lestrade dan Mr. Gregson, dari Scotland Yard, dilibatkan dalam kasus ini, dan yakin bahwa para petugas terkenal ini akan dengan cepat memberikan pencerahan terhadap kasus ini.


Penelusuran Benang Merah I - BAB 5

IKLAN KAMI MENGUNDANG PENGUNJUNG


AKTIVITAS pagi kami sudah terlalu banyak, dan karena kesehatanku yang lemah, aku menjadi lelah di sore harinya. Setelah Holmes pergi ke konser, aku merebahkan diri di atas sofa dan mencoba untuk tidur beberapa jam. Namun sia-sia. Pikiranku dipenuhi oleh semua hal yang baru saja terjadi, dan khayalan yang aneh serta dugaan-dugaan memenuhinya. Setiap kali aku menutup mata, Aku melihat kesimpangsiuran, sepertinya baboon yang membunuh orang itu. Kesan yang ditimbulkan wajah mayat itu begitu menakutkan, dan sukar rasanya untuk berandai-andai kecuali berterima kasih kepadaNYa yang telah memindahkan pemilik tubuh itu dari dunia ini. Jika sekiranya ada raut muka manusia yang mencerminkan sifat buruk yang paling jahat, pastilah raut muka Enoch J. Drebber, dari Cleveland. Meskipun demikian, aku menyadari bahwa keadilan harus ditegakkan, dan dalam pandangan hukum kerusakan moral korban tidak bisa dimaafkan.

Semakin aku memikirkannya semakin luar biasa hipotesis rekanku, bahwa kelihatannya korban telah diracuni. Aku ingat bagaimana ia mengendus-endus bibir mayat itu, dan tidak diragukan lagi bahwa dia telah mendeteksi sesuatu yang menimbulkan gagasan itu. Lagi pula, jika bukan racun, hal apa lagi yang bisa menyebabkan kematian orang ini? karena tidak ada luka atau tanda cekikan. Tetapi, pada sisi lain, darah siapa yang bergelinang di atas lantai? Tidak ada tanda-tanda perkelahian, maupun senjata, yang mungkin bisa melukai korban. Sepanjang semua pertanyaan ini masih belum terjawab, aku merasa bahwa tidur bukanlah hal yang gampang, baik untuk Holmes maupun diriku. Ketenangan sikapnya, meyakinkanku bahwa ia sudah membetuk teori yang dapat menerangkan semua fakta ini, meskipun demikian, apa yang membuatku tidak bisa membuat dugaan-dugaan instan seperti itu?.



Penelusuran Benang Merah I - BAB 4

APA YANG HARUS DICERITAKAN OLEH JOHN RANCE


WAKTU menunjukkan pukul satu ketika kami meninggalkan rumah no. 3, Lauriston Garden. Sherlock Holmes membawaku ke kantor telegraf terdekat, dari sana ia mengirim sederetan telegram yang panjang. Ia kemudian menyetop kereta kuda, dan meminta si kusir untuk mengantar kami ke alamat yang kami peroleh dari Lestrade.

"Tidak ada bukti otentik," katanya; "Sebetulnya, seluruh pikiranku ter-pusat pada kasus ini, tetapi tetap saja kita bisa belajar dari semua yang harus dipelajari."

"Kau membuatku kagum, Holmes," kataku. "Apa kau yakin atas semua petunjuk yang kau berikan kepada mereka?."

"Tak mungkin salah," jawabnya. "Hal pertama yang ku mengamati sewaktu tiba di sana adalah bahwa kereta kuda membuat dua berkas jalur dengan rodanya mendekat ke pinggiran jalan. Sekarang, mengingat semalam tidak turun hujan selama seminggu, menyebabkan roda kendaraan yang dipakainya meninggalkan bekas yang dalam dan menandakan kejadian itu terjadi semalam. Ada tanda sepatu kuda juga, bentuk salah satunya jauh lebih jelas dibandingkan dengan tiga lainnya, menun-jukkan bahwa itu adalah sepatu baru. Karena kendaraan itu sudah berada di sana setelah hujan dimulai, dan tidak di sana lagi sepanjang pagi ini – seperti yang dikatakan Gregson - itu artinya kendaraan itu berada di sana sepanjang malam, dan membahwa kedua orang itu ke rumah no. 3."

"Kelihatannya cukup sederhana," kataku; "tetapi bagaimana tentang tinggi orang yang satunya?"

"Kenapa…, tingginya seseorang…, sembilan dari sepuluh kasus, tinggi seseorang dapat diketahui dari panjang langkah kakinya. Perhitungannya cukup sederhana, meskipun demikian tidak ada gunanya memberitahumu. Aku tahu soal langkah kaki mereka dari tanah liat yang ada di luar dan debu di sekitar. Kemudian ku periksa dengan perhitunganku. Ketika seseorang menulis sesuatu di dinding, nalurinya akan mempimpin tangannya untuk menulis ke tingkat lebih tinggi dari ketinggian pandangan matanya. Dan tinggi tulisan tadi enam kaki dari lantai. Hal seperti itu pekerjaan yang sangat mudah."

Penelusuran Benang Merah I - BAB 3

MISTERI LAURISTON GARDEN

KU AKUI bahwa aku sangat terkejut atas bukti segar dari teori kegunaan bakat temanku ini. Rasa hormatku akan kehebatan analisanya meningkat secara menakjubkan. Masih tertinggal beberapa kecurigaan tersembunyi di dalam pikiranku, bagaimanapun, keseluruhan peristiwa tadi adalah peristiwa yang sudah diatur sebelumnya, bertujuan untuk membuatku terpesona, meskipun demikian untuk apa ia membuatku terpesona. Ketika aku memperhatikan dia; ia selesai membaca surat tadi, dan matanya mengasumsikan kekosongan, ungkapan bingung yang menunjukkan abstraksi mental.

"Apa yang membuatmu bisa tahu?" Tanyaku.

"Bisa tahu apa?" kata nya, dengan tidak sabar.

"Bisa tahu bahwa ia adalah pensiunan sersan Angkatan laut."

"Aku tidak punya waktu untuk hal sepele ini," ia menjawab, dengan kasar; kemudian tersenyuman, "Maafkan kekasaranku tadi. kau mengacaukan pemikiran ku; tetapi tidak apa-apa. Jadi kau benar-benar tidak bisa lihat bahwa dia seorang sersan Marinir?"


Penelusuran Benang Merah I - BAB 2

KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN



KAMI BERTEMU di hari berikutnya seperti yang dia janjikan, lalu kami memeriksa ruangan di rumah No. 221B, Baker Street, yang dibicarakannya waktu itu. Ruangan itu terdiri dari sepasang ruang tidur yang nyaman dan ruang duduk yang lebar dan segar, dilengkapi dengan perabot-perabot yang meriah, dan diterangi dengan dua jendela yang lebar. Sungguh mengairahkan, di semua sisi apartemen, dan kelihatannya, suasana rumah tersebut, seperti dibagi dua untuk kami berdua. Perjanjiannya diputuskan setelah kami melihat keadaan ruangannya, dan segera, kamipun membuat persetujuan. Tiap sore aku memindahkan barang-barangku dari hotel, dan paginya Sherlock Holmes membantuku dengan mengangkat beberapa kotak dan portmanteaus. Selama satu atau dua hari kami disibukkan dengan membongkar dan menyusun barang-barang ke tempat yang mudah dijangkau. Setelah selesai, secara berangsur-angsur kami mulai beristirahat untuk mengakomodasi diri di lingkungan yang baru.
   Holmes bukanlah orang yang sulit beradaptasi. Ia nyaman dengan kegiatannya, dan kebiasaannya biasa-biasa saja. Jarang sekali dia beristirahat lewat pukul sepuluh malam, dan sarapan paginya tidak bervariasi dan pergi sebelum aku segar di pagi hari. Kadang-Kadang ia menghabiskan hari-harinya di laboratorium kimia, kadang-kadang di ruang bedah, dan adakalanya berjalan kaki dengan jarak yang jauh, yang menempatkan dirinya di porsi paling rendah di kota besar. Tidak ada yang bisa melebihi energinya ketika dia bekerja dalam kedaan fit; tetapi sesekali reaksinya terlihat, selama berhari-hari ia merebahkan diri di atas sofa di ruang duduk, malas berbicara atau mengerakkan ototnya dari pagi sampai malam. Peristiwa ini sudah kuduga, seperti mimpi, ekspresi di mata nya kosong, seperti kecanduan narkotika, tidak punya emosi serta hasrat hidup dan berfikir merupakan hal yang terlarang.

SHERLOCK HOLMES - Penelusuran Benang Merah

Penelusuran Ulang Kenangan John H. Watson, M.D., Pensiunan Departemen Kesehatan Angkatan Perang



Part I - Bab 1

MR. SHERLOCK HOLMES 

PADA TAHUN 1878 aku mengambil gelar Doctor of Medicine di Universitas London, dan meneruskan pendidikanku di Netley untuk menjalani kursus ahli bedah di Angkatan Perang. Setelah menyelesaikan studiku, aku bergabung dengan Fifth Northumberland Fusiliers sebagai asisten ahli bedah. Pada waktu itu Resimen ditempatkan di India, dan sebelum aku bisa bergabung, perang kedua di Afghan telah terjadi. Begitu mendarat di Bombay, aku sadar bahwa tubuhku telah melewati perbatasan, dan sudah begitu jauh masuk ke negeri musuh. Aku terus mengikuti petugas lainnya yang situasinya sama denganku, yaitu tiba di Kandahar dengan selamat untuk bergabung dengan resimen, dan sekaligus memulai tugas-tugas baru.

Kampanye memberikan janji-janji dan kehormatan kepada banyak orang, tetapi bagiku hanyalah bencana dan kemalangan. Aku dipindahkan dari kesatuanku dan dipekerjakan di Berkshires, aku mengabdi di sana berterpatan pada saat pertempuran fatal di Maiwand. Di sana bahuku diterjang peluru Jezail yang menghancurkan tulang serta menyerempet nadi-subclavian ku. Seharusnya aku sudah berada di tangan pembunuh kejam Ghazis sekarang, namun atasanku Murray - entah kenapa – memaksaku melewati segerombolan kuda sehingga membawaku sampai ke perbatasan Inggris dengan selamat. 

Rasa sakit dan penderitaan berkepanjang menyeselimuti diriku yang lemah. Aku dipindahkan, dengan menderita sederetan luka yang hebat, ke rumah sakit pangkalan di Peshawar. Demam enteric, semacam kutukan orang India, membuatku terkapar dan terbaring serta jauh dari hal-hal seperti berjalan-jalan berkeliling bangsal bahkan sedikit berjemur di beranda. Selama berbulan-bulan hidupku penuh dengan keputusasan, namun pada akhirnya, perlahan-lahan sembuh serta kembali pada diriku semula. Aku menjadi sangat lemah dan kurus, keadaan ini membuatku disegerakan kembali ke Inggris. Aku dikirimkan via pesawat pengangkut tentara Orontes, dan mendarat satu bulan kemudian di dermaga Portsmouth dengan kesehatan yang semakin memburuk. Sesampainya di Inggris, aku diberi ijin oleh pihak Pemerintah untuk menghabiskan masa penyembuhanku selama sembilan bulan berikutnya.